Jumat, 25 Oktober 2013

NILAI


NILAI 

1. Pengertian nilai     
[
Nilai adalah sesuatu yang akan kita ikuti dan selalu bernilai positif dalam kaitannya dengan praktek kebidanan, nilai atau norma harus dijalankan dan ditaati demi tercapainya  peningkatan pelayanan kebidanan terhadap masyarakat.
Nilai adalah penghargaan yang diberikan masyarakat kepada segala sesuatu yang baik, penting, luhur, pantas dan mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan hidup bersama. Atau merupakan hasil pertimbangan penilaian baik atau tidak baik.
Tolok ukur nilai sosial adalah daya guna fungsional suatu nilai dan kesungguhan penghargaan, penerimaan atau pengakuan yang diberikan oleh seluruh atau sebagian besar masyarakat terhadap nilai sosial tersebut. Nilai segala sesuatu bertolak dari nilai intrinsik yang melekat pada harkat kemanusiaan. Melalui nilai intrinsik ini kita dapat menerangkan nilai sosial benda-benda lain. Nilai intrinsik dari nilai sosial adalah harkat dan martabat manusia itu sendiri.

Menurut Prof. Dr. Notonagoro, Nilai dapat dibagi atas tiga jenis:
  1. Nilai material : yaitu segala benda-benda yang berguna bagi manusia
  2. Nilai vital : yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan mengadakan kegiatan/aktivitas.
  3. Nilai spiritual : yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
 
1.      Tujuan nilai

Nilai bertujuan untuk :
  1. Sebagai petunjuk arah dan pemersatu
  2. Panduan bagi setiap warganya dalam menentukan pilihan terhadap peranan yang akan diemban
  3.  Mengontrol seseorang untuk melakukan sesuatu
  4. Berfikir jernih dan pofsitif
  5. Sebagai alat pendorong/motivasi dan sekaligus menuntun manusia untuk berbuat baik
  6. Panutan dalam berperilaku.
2.      Ciri nilai:
  1. Nilai berkaitan dengan subyek, kalau tidak ada subyek (manusia) maka tidak ada nilai
  2. Nilai tampil dalam konteks praktis. Dimana subyek ingin membuat sesuatu
  3. Nilai menyangkut sifat-sifat
Nilai mempunyai beberapa cirri lain sebagai berikut :
  • Merupakan hasil interaksi social antar warga masyarakat.
  • Terbentuk melalui proses belajar
  • Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan yang lain.
  • Dapat mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap setiap orang dalam masyarakat.
  • Dapat mempengaruhi pengembangan pribadi seseorang, baik positif maupun negatif.
  • Merupakan asumsi-asumsi dari bermacam-macam obyek di dalam masyarakat
  • Merupakan hasil interaksi sosial antar warga masyarakat yang dapat ditularkan, terbentuk melalui proses belajar, bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan yang lain, mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap setiap orang dan dapat mempengaruhi pengembangan pribadi seseorang.
3.      Sistem nilai yang berlaku di masyarakat

Nilai moral, nilai yang berkaitan dengan tingkah laku manusia. Nilai moral berkaitan dengan tanggung jawab, berkaitan dengan hati nurani. Nilai moral mewajibkan kita secara absolut dan tidak bisa ditawar-tawar.
Setiap masyarakat mempunyai seperangkat nilai dan norma. Seluruh nilai dan norma itu dianggap sebagai kekayaan dan kebanggaan masyarakat yang memilikinya. Nilai dan norma tersebut dijunjung tinggi dan dialami sebagai perbendaharaan kultur (budaya) dan sebagai bukti bahwa masyarakat tersebut beradab. Nilai dan norma tersebut harus dibela apabila eksistensinya diremehkan dan terancam musnah. Misalnya bangsa Indonesia menjunjung tinggi hak asasi  dan musyawarah sebagi nilai-nilai sosial yang harus dibina dan dipertahankan.
Lembaga agama menekankan agar nilai-nilai spiritual diajarkan agama tersebut, seperti ketaqwaan, kesucian dan kerukunan ditaati baik-baik. Demikian pula, lembaga-lembaga sosial lainnya dengan cara sendiri menganjurkan agar nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku diindahkan oleh segenap anggota lembaga yang bersangkutan.

4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan nilai

Nilai-nilai menyangkut sifat-sifat yang ditambah oleh subyek pada sifat-sifat yang dimiliki oleh obyek. Nilai tidak dimiliki oleh obyek pada dirinya. Banyak hal yang dipengaruhi perkembangan nilai kita mulai dengan faktor ekonomis. Dalam konteks ekonomis sering dibicarakan tentang nilai.
 Ekonomi merupakan bidang dimana nilai untuk pertama kali dibahas dalam rangka ilmiah. Kedua, memainkan peranan dalam hidup banyak orang, seperti kesehatan yang baik, pendapatan yang layak, makanan yang enak dan bergizi, lingkungan yang nyaman dan tenang dan lebih-lebih kehidupan itu sendiri.
Apabila kita kaitkan dengan kehidupan sehari-hari sulitlah menentukan nilai budaya yang diamati oleh seorang, kelompok atau masyarakat. Hal ini terjadi karena nilai budaya itu bersifat relatif.
  1. Nilai mengenai hakekat hidup manusia misalnya, ada yang beranggapan bahwa hidup itu buruk, hidup itu baik dan  hidup itu buruk tetapi manusia wajib berikhtiar agar hidup itu baik.
  2. Nilai mengenai hakikat karya manusia misalnya, ada yang beranggapan bahwa manusia berkarya untuk mendapatkan nafkah, kedudukan dan kehormatan.
  3. Nilai mengenai hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu misalnya, ada yang berorientasi kemasa lalu, masa kini dan masa depan.
  4. Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan alam misalnya, ada yang beranggapan manusia trunduk kepada alam, menjaga keselarasan dengan alam atau berhasrat menguasai alam.
  5. Nilai mengenai hakikat manusia dengan sesamanya misalnya ada yang berorientasi kesesama (gotong royong), ada yang berorientasi kepada atasan dan ada yang menekankan kepada individualisme (mementingkan diri sendiri).
5.      Perubahan penilaian yang terjadi di masyarakat

                  Umumnya dalam masyarakat awam lebih percaya dan memilih pengobatan pada dukun dari pada tenaga kesehatan, terutama pada saat melahirkan. Karena dianggap dukun itu sesuai dengan kebudayaan dan juga karena saat itu tenaga kesehatan seperti bidan masih jarang dan susah dicari khususnya didaerah pedesaan. Namun, sering berjalannya waktu masyarakat sudah meninggalkan kebiasaan berobat di dukun dan beralih   ke tenaga medis khususnya bidan yang sudah mulai ada di daerah-daerah pedesaan, dan masyarakat juga lebih mengakui bahwa bidan lebih berpendidikan dibandingkan dukun.
Mutu dan nilai manusia diakui lebih tinggi dari makhluk-makhluk lain karena manusia adalah makhluk yang berkepribadian dan manusia mempunyai hak asasi yang tidak dapat dilanggar yang harus dihormati dan dijunjung tinggi yang disertai adanya pola fikir yang lebih baik.

Perubahan dapat dipengaruhi dua hal, yaitu :
  • Penghargaan yang diberikan dan disetujui oleh seluruh atau sebagian besar anggota masyarakat sehingga adanya keinginan untuk mendapatkan penilaian individu kepada individu lain.
  • Adanya penetapan status sosial atau posisi seseorang yang berbentuk cara berfikir dan tingkah laku secara ideal yang menetukan minat dan semangat untuk memenuhi peranan-peranan alat solidaritas yang mengawasi, mendorong dan menuntun nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat.
PERBEDAAN NILAI DAN NORMA

      Nilai dan norma saling berkait walaupun dapat dibedakan. Bila nilai merupakan sesuatu yang baik, diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh masyarakat, maka norma merupakan kaidah atau aturan berbuat dan berkelakuan yang dibenarkan untuk mewujudkan cita-cita itu. Singkatnya, bila nilai merupakan pola kelakuam yamg diinginkan, maka norma dapat disebut sebagai cara-cara kelakuan sosial yang disetujui untuk mencapai nilai tersebut.
      Setiap pola kelakuan yang telah dijadikan sebagai norma mengandung unsur ”pembesaran” maksudnya apa yang dilakukan dengan cara tersebut dapat dibenarkan banyak orang karena mengandung kebaikan. Pola kelakuan itu lalu mempunyai kekuatan ”memaksa” dengan dasar fikiran bahwa ”yang benar itu baik” dan ”yang baik itu memaksa”. Secara instinktif manusia yang menginginkan kebahagiaan  memutuskan untuk melakukan segala yang mendatangkan kebahagiaan itu dengan cara yang telah terbukti manfaatnya.

a. Nilai

Nilai merupakan suatu hal yang nyata. Nilai biasanya dikaitkan dengan fakta atau kenyataan. Karena dari sebuah kenyataan atau perbuatan itulah kita dapat menilai baik atau buruknya. Jika kita berbicara tentang nilai, kita maksudnya sesuatu yang berlaku sesuatu yang memikat dan menghimbau kita.

b. Norma 
Norma tidak dapat digeneralisasi, tidak dapat dinyatakan berlaku umum. Sebab misalnya sadar atau tidak sadarnya seorang pencuri dalam perilakunya sebenarnya berpegang pada norma. Tapi jelas si pencuri tidak ingin orang lain mempergunakan norma yang sama terhadap dia. Disini tampak sesuatu yang tidak masuk akal. Pencuri itu menggunakan suatu norma untuk tingkah lakunnya, namun ia tidak mau bahwa orang lain mempergunakan norma yang sama terhadapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar